PANGANNEWS.COM – Dalam menjalankan fungsi sebagai stabilisator pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara konsisten menaruh atensi besar pada keberimbangan dari sektor hulu sampai hilir.
Di hulu, kepentingan produsen seperti petani dan peternak terkait harga acuan dan keberlangsungan kegiatan produksi merupakan aspek fundamental yang terus disokong Bapanas.
Namun, di sektor hilir yaitu harga yang baik dan wajar bagi konsumen juga harus dapat diciptakan.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Inilah 12 Program Prioritas Kemenkop, Termasuk Pemasok Bahan Makanan Pokok Pogram Makan Gratis
Rangkuman Terobosan 15 Hari Pemerintahan Prabowo, Tangkap Puluhan Koruptor hingga Copot Pejabat
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bapak Presiden Joko Widodo telah mengarahkan kami agar harga pangan pokok itu dapat dikondisikan supaya selalu baik dan wajar, mulai dari petani dan peternak hingga sampai di masyarakat.”
‘Ini yang terus Badan Pangan Nasional kerjakan, termasuk kesejahteraan petani dan peternak,” terang Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta, pada Selasa (16/7/2024).
“Kami percaya kalau sedulur petani dan peternak itu makin sejahtera, maka semangat berproduksi akan meningkat.”
Baca Juga:
Punya Prinsip Berikan Makanan Sesuai dengan Komposisi Bahan Lokal, BGN Tanggapi Wamentan Sudaryono
Daftar Lengkap 8 Perusahaan Gula yang Didalami Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Importasi Gula
“Ketahanan pangan nasional yang ditopang dari produksi dalam negeri pun dapat terwujud.”
“Ini karena kita ingin pangan Indonesia bisa terus mengutamakan hasil dari jerih payah sendiri.”
“Sehingga kepentingan sedulur petani dan peternak senantiasa jadi perhatian Badan Pangan Nasional,” imbuhnya.
Salah satu indikator kesejahteraan petani dan peternak dapat dilihat dari indeks Nilai Tukar Petani (NTP).
Baca Juga:
Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto Tingkatkan Konsumsi Produk Hasil Perikanan Budidaya
Thailand Temukan Residu Pestisida pada Anggur Tiongkok, Bapanas Lakukan Rapid Test Anggur Muscat
Terutama subsektor tanaman pangan (NTPP) dan subsektor peternakan (NTPT).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), NTPP tertinggi dalam 18 bulan terakhir tercatat di Februari 2024 yang berada di 120,30 poin.
Terbaru, di Juni 2024, kondisi petani tanaman pangan, khususnya kelompok padi, mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,37 poin.
Ini mengacu pada indeks harga yang diterima petani kelompok padi yang berada di 130,74 dibandingkan bulan sebelumnya di 127,71.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Bapanas pada awal Juni resmi menetapkan pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras.
Melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 4 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Perbadan 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Dengan HPP tersebut, harga di petani dapat terjaga dan BPS mencatat di Juni 2024, rerata harga Gabah Kering Panen (GKP) kadar air 19,68 persen di tingkat petani berada di Rp 6.171 per kilogram (kg).
“Sedulur peternak unggas pun tak lepas kita fasilitasi. Tatkala jagung pakan di tahun lalu mengalami fluktuasi karena produksi yang terbatas.”
“Program SPHP jagung pakan bersama Perum Bulog kita gelontorkan untuk menunjang keberlangsungan peternak unggas.”
“Jagung pakan sangat penting bagi mereka. Ini juga demi menjaga kestabilan komoditas telur dan daging ayam yang bisa terdampak, apabila peternakan unggas bergejolak,” jelas Arief.
Realisasi penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan sampai April 2024 telah mencapai 303 ribu ton. Daerah peternak unggas yang menerima manfaat program ini tersebar di 18 provinsi.
NFA pun turut mendukung mobilisasi jagung dari petani asal Nusa Tenggara Barat kepada peternak unggas yang dilakukan secara Business to Business (B2B).
Skema B2B ini dilaksanakan bersama Bulog berkolaborasi dengan kelompok peternak unggas di Blitar, Jawa Timur.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Dari Mei sampai Juni, realisasi telah 1.898 ton dengan rincian jagung dari Bima 1.505,2 ton dan Dompu 392,7 ton.
Dengan berbagai dukungan tersebut, indeks NTPT terus terjaga di atas 100 poin sejak Maret 2023. Indeks tertinggi ada di Juni 2024 yang berada di 104,81.
Adapun NTPT ini berasal dari kelompok peternak yang terdiri dari unggas, ternak besar, ternak kecil, dan hasil ternak.
Khusus indeks peternak unggas, dilihat dari indeks harga yang diterima, masih berada di level yang cukup baik.
Pada Juni 2024, seperti dilaporkan BPS, indeks berada di 122,61. Angka ini lebih tinggi dibandingkan awal 2024 yang berada di 115,68.
Sementara puncak indeks harga yang diterima peternak unggas tercatat pada April 2024 di 124,88 poin. Capaian ini merupakan yang tertinggi dalam 18 bulan terakhir.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnispost.com dan Mediaagri.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Saatini.com dan Hallobandung.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.