PANGANNEWS.COM – Pemerintah menyatakan akan terus memantau harga pangan.
Meskipun kini dalam level melandai demi tetap menjaga inflasi dalam kondisi terkendali.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan hal itu di Jakarta, Senin (3/6/2026).
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Survei Sebut 83,4 Persen Publik Yakin Pemerintahan Prabowo Mampu Pimpin Indonesia Lebih Baik
Kegiatan Tambang Emas Ilegal, KPK Wanti-wanti Pejabat Pemda Terkait Keterlibatan Tenaga Kerja Asing
Sebanyak 68 Kabupaten/Kota Rentan Rawan Pangan dan 8,3 Persen Penduduk Tak Punya Energi Hidup Sehat
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Meskipun harga sudah mulai melandai, pemerintah terus konsisten dalam mengantisipasi risiko gejolak harga ke depan, terutama karena tantangan cuaca ekstrem,” kata Febrio Kacaribu.
Inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) pada Mei 2024 mengalami penurunan dibandingkan level pada April 2024, yakni menjadi 8,14 persen dari 9,63 persen.
Febrio meyakini penurunan itu dipengaruhi oleh berbagai kebijakan stabilisasi pangan serta adanya aktivitas panen.
Baca Juga:
Wamentan Sudaryono Ajak Petani untuk Maksimalkan Musim Hujan dengan Lakukan Percepatan Tanam
Salurkan Bantuan Pangan di Sumba Barat, Presiden Jokowi: Kita Harapkan Bisa Mengerem Harga Beras
“Berbagai kebijakan terus dilaksanakan, antara lain intervensi harga, stabilisasi pasokan, dan meningkatkan kelancaran distribusi.”
“Guna mendukung pencapaian target inflasi volatile food di bawah 5 persen serta terkendalinya inflasi hingga di tingkat daerah,” ujar dia.
Secara keseluruhan, inflasi pada Mei 2024 tercatat sebesar 2,84 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melandai dari inflasi April 2024 yang sebesar 3,0 persen (yoy).
Secara bulanan, pada Mei 2024 tercatat deflasi 0,03 persen (month-to-month/mtm) didorong oleh melandainya harga pangan serta tarif transportasi seiring normalisasi permintaan pasca Idul Fitri 2024.
Baca Juga:
BPS Ungkap Alasan Indonesia pada Periode September 2024 Alami Deflasi Sebesar -0,12 Persen
Presiden Jokowi Tanggapi Rencana Pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto
Inflasi inti meningkat mencapai 1,93 persen (yoy), naik dari bulan lalu yang tercatat 1,82 persen (yoy).
Menunjukkan daya beli yang masih terjaga. Adapun inflasi harga diatur pemerintah (administered price) cenderung stabil.
Sebelumnya, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan deflasi bulan Mei 2024 sebesar 0,03 persen menjadi yang pertama sejak Agustus 2023.
Secara bulanan, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,40 pada April 2024, menjadi 106,37 pada Mei 2024.
Amalia menilai beras memberikan andil terbesar terhadap deflasi bulanan sebesar 0,15 persen.
“Pada Mei 2024, beras kembali mengalami deflasi sebesar 3,59 persen, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen,” ujarnya dalam konferensi pers.
Menurutnya, kendatipun produksi beras mulai menurun, deflasi beras kembali terjadi karena ketersediaan stok yang masih memadai.***