PANGANNEWS.COM – Kekurangan gizi, terutama dalam hal konsumsi protein, masih menjadi tantangan serius di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023, rata-rata konsumsi protein masyarakat Indonesia hanya mencapai 62,3 gram per kapita per hari.
Angka yang lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Kamboja (63,6 gram) dan Thailand (66,5 gram).
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Ajak Anggota DPRD Jatim Awasi Harga Gabah, Wamentan Sudaryono: Laporkan Jika Harga di Bawah HPP
Kerja Sama Bilateral Pertukaran Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral Tiongkok Perbarui Kesepakatan
Presiden Prabowo Subianto Beri Pesan Tegas ke Seluruh Instansi: Siapa yang Bandel, Saya akan Tindak!
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan mengingat pentingnya protein dalam mendukung pertumbuhan, kesehatan, dan kecerdasan generasi muda.
Pemerintah, melalui visi Presiden Prabowo Subianto, bersiap meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat.
Program ini bertujuan menjangkau 82,9 juta penerima manfaat, termasuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta pelajar dari tingkat PAUD hingga SMA, termasuk sekolah-sekolah keagamaan.
Baca Juga:
Persiapan Menjelang Ramadan dan Idulfitri Tahun 2025, Pemerintah Perkuat Stok Daging Ruminansia
Mentan Andi Amran Sulaiman Jelaskan Soal Kondisi Pasokan Pangan Menjelang Ramadhan 1446 Hijriah
Ekonomi Global Diliputi Ketidakpastian, Pertumbuhan Ekonomi Bergantung pada Kegiatan Dalam Negeri
Diharapkan, program ini dapat memperbaiki kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak, sebagai langkah penting dalam mengatasi kekurangan gizi yang berdampak negatif pada pertumbuhan fisik dan kecerdasan.
Ketua Jaringan Aktivis Nusantara, Romadhon Jasn, menyatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis adalah langkah strategis dan tepat dalam menjawab masalah gizi di Indonesia.
Menurutnya, program ini bukan hanya memberikan makanan gratis, tetapi juga bagian dari upaya mencetak generasi emas Indonesia di tahun 2045.
Dengan memperbaiki asupan gizi sejak dini, Indonesia dapat menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan kompetitif di masa depan.
Baca Juga:
Respons Para Petani Singkong Terkait dengan Rencana Kehadiran Mentan Andi Amran Sulaiman ke Lampung
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin Ditunjuk Prabowo untuk Pimpin Satgas Penertiban Kawasan Hutan
“Program ini sangat penting untuk masa depan bangsa. Dengan meningkatkan asupan gizi, terutama protein, kita sedang membangun fondasi bagi generasi yang akan memimpin Indonesia di masa depan,” ujar Romadhon, Senin (7/10/2024).
Lanjut dia, jika kita lihat data konsumsi protein saat ini, kita tertinggal dari negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Program ini menjadi kesempatan besar bagi kita untuk mengejar ketertinggalan itu.
Pentingnya Produk Perikanan dalam Program Makan Bergizi Gratis
Romadhon juga menyoroti potensi besar produk perikanan sebagai sumber protein yang kaya dan terjangkau.
Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia memiliki potensi produksi perikanan yang besar, dengan total produksi mencapai 24,74 juta ton pada tahun 2023.
Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kebutuhan nasional yang berkisar 13 juta ton per tahun.
Romadhon percaya bahwa produk perikanan harus menjadi salah satu pilar utama dalam Program Makan Bergizi Gratis.
Ikan tidak hanya kaya akan protein, tetapi juga memiliki kandungan nutrisi penting lainnya seperti omega-3, yang berperan penting dalam perkembangan otak dan kesehatan anak.
“Kita harus memanfaatkan potensi perikanan nasional untuk mendukung program ini. Selain kaya gizi, produk perikanan juga tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan harganya relatif stabil,” tambahnya.
Butuh Dukungan dan Kolaborasi dàru Semua Pihak
Namun, Romadhon juga menekankan bahwa program ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dan kolaborasi dari semua pihak.
Ia menyerukan agar pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat sipil bekerja sama dalam mengimplementasikan Program Makan Bergizi Gratis ini.
“Pemerintah daerah harus aktif berperan dalam pelaksanaan program ini di lapangan.”
“Sektor swasta juga bisa berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, khususnya yang terkait dengan gizi dan kesehatan.”
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Selain itu, masyarakat juga harus dilibatkan dalam pengawasan agar program ini tepat sasaran,” kata Romadhon.
Ia juga menambahkan bahwa program ini harus dilaksanakan dengan mekanisme yang jelas dan transparan agar dapat berjalan efektif dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Kita harus memastikan bahwa program ini benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan dan memberi dampak nyata dalam peningkatan kualitas gizi masyarakat,” jelasnya.
Romadhon yakin bahwa dengan adanya Program Makan Bergizi Gratis, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dalam hal asupan gizi, khususnya protein.
Ia optimistis bahwa program ini akan membawa dampak positif jangka panjang bagi kesehatan dan kecerdasan generasi muda Indonesia.
“Jika program ini dijalankan dengan baik, kita akan melihat hasilnya dalam beberapa tahun ke depan, di mana generasi muda kita akan menjadi lebih sehat, lebih cerdas, dan lebih kompetitif di tingkat global,” pungkasnya.
Romadhon menambahkan, dengan peningkatan kualitas gizi yang merata, Indonesia dapat mewujudkan Generasi Emas 2045, generasi yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju, sejahtera, dan berdaya saing tinggi di dunia internasional.***