Dorong Keberlanjutan Program Intervensi Pengendali Inflasi, Bapanas Optimalisasi Cadangan Pangan Pemerintah

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 11 September 2024 - 15:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi. (Dok. Tim Komunikasi Bapanas)

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi. (Dok. Tim Komunikasi Bapanas)

PANGANNEWS.COM – Inflasi pangan yang terkendali secara terarah dan sesuai dengan target yang dicanangkan pemerintah, diwujudkan melalui kolaborasi oleh pemerintah bersama stakeholder pangan yang relevan.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang selama ini berperan sebagai katalisator dalam pembentukan ekosistem pangan, telah memberikan impak positif terhadap kestabilan inflasi pangan dengan pergerakan indeks yang sesuai harapan.

Salah satu langkah kunci yang jadi stimulan pengendali inflasi adalah implementasi berbagai program intervensi dengan optimalisasi pendayagunaan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menggarisbawahi skema tersebut memerlukan ada keberlanjutan, terutama dalam menyongsong fase urgen perberasan.

terkait adanya kemungkinan selisih defisit antara produksi bulanan dengan kebutuhan konsumsi di akhir 2024 dan awal 2025 mendatang.

“Kami meyakini program intervensi yang pemerintah terapkan beberapa tahun terakhir, telah jadi bagian integral dalam strategi pengendalian inflasi nasional.”

“Dari itu, Badan Pangan Nasional menginisiasi pelaksanaan program bantuan pangan dan SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).”

“Yang berkontribusi secara ekstensif dan ikut andil sebagai penekan instabilitas inflasi pangan,” beber Arief dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Arief pun mengemukakan pihaknya menaruh atensi serius terhadap pergerakan inflasi beras di setiap bulannya.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Menurutnya dalam masa paceklik, utamanya beras, kerap membuat indeks inflasi beras jadi menanjak.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan inflasi beras tercatat pernah menorehkan indeks tertinggi selama 2,5 tahun terakhir, tepatnya terjadi pada September 2023 yang berada di 5,61 persen.

Kala itu, bantuan pangan (banpang) beras tahap pertama sebagai salah satu program intervensi pemerintah, perdana digulirkan pada April sampai Juni 2023.

Tercatat inflasi beras di Juni 2023 sangat baik dengan berada di level 0,13 persen.

Banpang beras kembali digulirkan pada September 2023 dengan inflasi beras 5,61 persen, guna memberikan efek represi.

Hasilnya inflasi beras pada Oktober 2023 seketika menurun menjadi 1,72 persen dan terus membaik sampai Desember 2023 dengan berada di 0,48 persen.

“Yang terbaru, banpang beras kembali berhasil menjadi salah satu instrumen penekan terhadap inflasi beras.”

“Di Juli ini inflasi beras 0,94 persen. Lalu sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kita ketahui selama Agustus 2024, banpang beras kembali digelontorkan.”

“Dari 0,94 persen kemudian menurun menjadi 0,32 persen di Agustus 2024. Ini sangat baik dan perlu dilanjutkan,” ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi

“Untuk itu, minggu lalu Badan Pangan Nasional telah mengajukan usulan tambahan anggaran ke Komisi IV DPR RI.”

“Untuk keberlanjutan program bantuan pangan dan SPHP di tahun depan dan alhamdulilah telah disetujui.”

“CPP yang dikelola BUMN pangan, wajib diperkuat secara total stok. Dalam upaya penguatan stok itu, BUMN pangan juga perlu disokong pendanaan, terutama kepastian adanya anggaran dari negara,” tandasnya.

Lebih lanjut, menukil rilis BPS yang dilansir pada awal September 2024, melaporkan bahwa dalam 5 tahun terakhir, setiap bulan Agustus terjadi deflasi secara bulanan, kecuali pada Agustus 2021.”

“Deflasi di Agustus dalam 5 tahun terakhir tersebut sebagai dampak dari adanya penurunan harga komoditas komponen bergejolak yang di dominasi oleh komoditas pangan.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Dari itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok utama penyumbang deflasi di setiap Agustus dalam kurun 2020 sampai 2024.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Masing-masing tingkat inflasi yang tercatat antara lain Agustus 2020 di -0,86; Agustus 2021 di -0,32; Agustus 2022 di -1,80; Agustus 2023 di -0,25; dan Agustus 2024 di -0,52.

“Tentunya pemerintah tidak ingin terjadi deflasi secara beruntun. Target inflasi kita itu 2,5 persen plus minus 1 persen.”

“Adanya penurunan harga pangan juga kurang baik bagi sedulur petani. Jadi memang kewajaran harga itu harus terus menerus pemerintah upayakan.”

“Sesuai keinginan Bapak Presiden, harus ada keseimbangan harga pangan pokok bagi kepentingan petani dan juga tidak memberatkan masyarakat,” tutup Arief.***

Berita Terkait

Thomas Djiwandono Ajak Investor Ambil Peran dalam Revitalisasi Manufaktur dan Hilirisasi Mineral – Pertanian
Bantu Mayarakat Indonesia, Presiden Prabowo Subianto Berhasil Turunkan Harga Tiket Pesawat
Ditakutkan akan Lemahkan Kurs Rupiah, Dampak Kebijakan Proteksionis Presiden AS Terpilih Donald Trump
Salurkan untuk Belanja Produktif agar Dukung Ekonomi, INDEF Tanggapi Kemenkeu Tarik Utang Rp438,1 Triliun
Inilah Daftar Lengkap Dewan Ekonomi Nasional periode 2024 – 2029, Dipimpin Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan
Senilai 10,07 Miliar Dolar AS, 20 Perusahaan Indonesia dan Tiongkok Tandatangani Komitmen Kerja Sama
Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara Beri Penjelasan Resmi Terkait Peluncuran Danantara Diundur
CSA Awards 2024 Pilih Emiten Konsumer Non-Siklis yang Inovatif, Bukti Keberhasilan Industri di Tengah Tantangan
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 13:40 WIB

Thomas Djiwandono Ajak Investor Ambil Peran dalam Revitalisasi Manufaktur dan Hilirisasi Mineral – Pertanian

Selasa, 3 Desember 2024 - 13:53 WIB

Bantu Mayarakat Indonesia, Presiden Prabowo Subianto Berhasil Turunkan Harga Tiket Pesawat

Selasa, 19 November 2024 - 08:25 WIB

Salurkan untuk Belanja Produktif agar Dukung Ekonomi, INDEF Tanggapi Kemenkeu Tarik Utang Rp438,1 Triliun

Senin, 18 November 2024 - 15:46 WIB

Inilah Daftar Lengkap Dewan Ekonomi Nasional periode 2024 – 2029, Dipimpin Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan

Senin, 11 November 2024 - 11:16 WIB

Senilai 10,07 Miliar Dolar AS, 20 Perusahaan Indonesia dan Tiongkok Tandatangani Komitmen Kerja Sama

Kamis, 7 November 2024 - 10:10 WIB

Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara Beri Penjelasan Resmi Terkait Peluncuran Danantara Diundur

Jumat, 1 November 2024 - 12:57 WIB

CSA Awards 2024 Pilih Emiten Konsumer Non-Siklis yang Inovatif, Bukti Keberhasilan Industri di Tengah Tantangan

Kamis, 31 Oktober 2024 - 11:42 WIB

Begini Respons 550 Pengusaha Mitra Kementan Diajak Menteri untuk ‘Bersih-bersih” di Sektor Pertanian.

Berita Terbaru