PANGANNEWS.COM – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberikan tanggapan terkait pemberitaan yang menyebutkan kenaikan harga beras justru memukul petani sebagai produsen.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani menyampaikan penjelasannya terkait permasalahan tersebut.
Rachmi Widiriani mengatakan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) saat ini di 120, ini sejarah untuk petani tanaman pangan.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Ajak Anggota DPRD Jatim Awasi Harga Gabah, Wamentan Sudaryono: Laporkan Jika Harga di Bawah HPP
Kerja Sama Bilateral Pertukaran Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral Tiongkok Perbarui Kesepakatan
Presiden Prabowo Subianto Beri Pesan Tegas ke Seluruh Instansi: Siapa yang Bandel, Saya akan Tindak!
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Seharusnya kalau dengan bukti bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) saat ini di 120, ini sepanjang sejarah NTP untuk petani tanaman pangan paling tinggi.”
“Jadi memang bahagia petani karena harganya tinggi,” jawab Direktur Bapanas Rachmi Widiriani.
“Itu mungkin kekhawatiran kalau nanti masuk musim panen, naik lagi panen, akan terjadi harga turun yang menyebabkan kerugian bagi petani.”
Baca Juga:
Persiapan Menjelang Ramadan dan Idulfitri Tahun 2025, Pemerintah Perkuat Stok Daging Ruminansia
Mentan Andi Amran Sulaiman Jelaskan Soal Kondisi Pasokan Pangan Menjelang Ramadhan 1446 Hijriah
Ekonomi Global Diliputi Ketidakpastian, Pertumbuhan Ekonomi Bergantung pada Kegiatan Dalam Negeri
“Terkait ini memang sudah diingatkan oleh Bapak Kepala Bapanas ke Perum Bulog bahwa tugasnya untuk membeli produksi petani agar tidak terjadi kerugian terhadap petani.”
Baca artikel lainnya di sini : Jaga Ketersediaan Pangan dan Stabilisasi Harga, Bapanas Gelar Koordinasi Lintas Kementerian dan Lembaga
“Ini untuk menjaga agar harga di tingkat petani tetap baik dan kemudian yang di konsumen juga terjangkau.”
“Kita pun tahu seperti yang sudah disebutkan oleh Profesor Ahmad Muslim bahwa sebagian petani adalah net consumer juga,” tandas Rachmi.
Baca Juga:
Respons Para Petani Singkong Terkait dengan Rencana Kehadiran Mentan Andi Amran Sulaiman ke Lampung
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin Ditunjuk Prabowo untuk Pimpin Satgas Penertiban Kawasan Hutan
Lihat juga konten video, di sini: Khofifah Indar Parawansa: Kita Doakan Oktober Mendatang Presiden ke-8 Prabowo Subianto Dilantik
“Kami di Bapanas, untuk para produsen, sudah meletakkan 30 alat sistem rantai pasok dingin.”
“Alat-alat besar ini untuk menyelamatkan produk petani seperti bawang merah, cabai, produk daging dan ikan.”
“Itu supaya produk petani dapat dibekukan secara cepat kemudian disimpan, jadi masih bisa diselamatkan, tidak busuk.”
“Memang jumlahnya belum banyak dan ini akan kita tambah terus, tahun ini kita tambah 13 alat lagi.”
“Ini untuk menjaga agar bahan pangan yang sudah diproduksi oleh petani itu tidak sia-sia,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, dalam mendukung penguatan ketersediaan dan stabilisasi pangan wilayah sentra produsen, sebanyak 30 unit sarana dan prasarana (sarpras) rantai dingin (cold chain).
Berupa cold storage, reefer container, air blast freezer, dan heat pump dryer telah ditempatkan pada 12 provinsi.
Di tahun ini, Bapanas menargetkan tambahan sarpras cold chain sebanyak 13 unit.
Pemerintah juga optimis sangat siap dalam menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri di tahun ini.
Utamanya dalam penyediaan pangan pokok bagi masyarakat.
Ketersediaan pangan pokok yang stabil dan secured di tiap jengkal wilayah NKRI telah menjadi bahasan utama.
Di Rakornas HBKN yang dihelat Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama seluruh stakeholder pangan seluruh Indonesia.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Jadi tadi pagi sudah dilaksanakan rapat koordinasi nasional HBKN menghadapi Ramadan dan Lebaran 2024.”
“Itu memastikan bahwa seluruh pihak siap untuk menjaga ketersediaan pangan di seluruh wilayah.” kata Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani.
Rachmi Widiriani menyampaikan saat menjadi pembicara dalam dialog ‘Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)’ di Jakarta, Senin (4/3/2024).
“Jadi semua dipastikan kesiapannya untuk mendukung dalam rangka ketersediaan pangan menjelang HBKN.”
“Nah salah satu yang diputuskan di rakornas adalah menggiatkan seluruh provinsi dan kabupaten/kota untuk melaksanakan GPM (Gerakan Pangan Murah).”
“Jadi masyarakat bisa membeli bahan pangan denga harganya tentu dikontrol oleh pemerintah dan pasti lebih terjangkau.”
“Ini untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan khususnya menjelang dan saat HBKN,” urainya.
“Kemudian jangan lupa pemerintah juga punya bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) per keluarga untuk total 22.004.077 keluarga.”
“Khususnya masyarakat yang di kelompok bawah ini dapat terpenuhi kebutuhan berasnya.”
“Minimal ia bisa tidak beli beras selama 2 sampai 3 minggu. Lalu nanti sebentar lagi juga akan rilis untuk bantuan keluarga yang berisiko stunting berupa ayam 1 kg dan telur 10 butir.”
“Ini akan diberikan ke 1,4 juta keluarga risiko stunting. Ini pun diharapkan bisa semakin membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangannya,” sambungnya.***
Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Topikpost.com dan Infotelko.com